Demikian kesimpulan yang dipaparkan Eva Imania Eliasa, M.Pd, dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNY pada 4th World Conference on Psychology, Counseling and Guidance 2013 di Kultur University, Istanbul Turki. WCPCG 2013 merupakan konferensi yang sudah diselenggarakan kali keempat di Turki. Sebelumnya, WCPCG pertama pada tahun 2010 di Antalya, WCPCG kedua masih di Antalya tahun 2011 dan WCPCG ke tiga di Izhmir, Turki. WCPCG ini merupakan konferensi dunia yang mewadahi hasil penelitian dan artikel ilmiah tentang Psikologi dan Bimbingan dan Konseling, sehingga banyak sekali sub tema yang diangkat didalamnya, seperti: psikologi umum, psikologi untuk anak berkebutuhan khusus, psikologi klinis, psikologi kesehatan, psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi industry, psikologi pendidikan, serta bimbingan dan konseling.

Keynote speaker pertama pada WCPCG 2013 adalah Prof. Dr.Tulay Bozkurt dari Kultur University Istanbul yang juga merupakan Dekan Fakultas Psikologi di Istanbul Kultur University. Beliau memaparkan tentang “Positive Education: Integration of Positive Psychology with Classroom Interventions and Counseling Practise”. Pada paparannya dijelaskan bahwa positif psikologi dan positif edukasi ber-intersection dengan bimbingan dan konseling di sekolah. Keynote speaker kedua adalah Assoc. Prof. Dr. Linda Gilmore dari Queensland University, Autralia yang menjelaskan tentang “Understanding Motivation in Children With Learning and Developmental Disabilities”. Juga keynote speaker ketiga Assoc. Prof. Dr. Alecriadou Anastasia dari University of Western Macedonia, Greece yang memaparkan “ Intellectual Disabilities: Etiology-related Cognitife Profils, Strategis and Educational Planning Challenges”.

WCPCG 2013 diikuti oleh 280 presenter dari berbagai perguruan tinggi di dunia, juga 9 poster dan 12 virtual presentasi. WCPCG 2013 di Istanbul terselenggara berkat kerjasama antara Istanbul Kultur University, Queensland University, John Hopkins University, Near East University dengan Cyprus NGO Network, sehingga setiap tahunnya paper dipublikasikan oleh Scopus, Science Direct dan Thomson Reuters dan Elsevier.

Pada sesi parallel, Eva Imania Eliasa, M.Pd memaparkan hasil penelitiannya dengan judul “Bibliotherapy With Career Topic To Increase Student’s Career Motivation of Guidance and Counseling” menjelaskan bahwa kecenderungan mahasiswa pada semester baru kurang motivasi dalam mencapai karir di masa depannya, sehingga diperlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan motivasi karirnya. Mereka masih bingung tentang karir yang akan ditekuninya di masa mendatang. Adapun metode yang diambil adalah bibliotherapy. Menurut beberapa referensi, bibliotherapy merupakan salah satu jenis terapi yang menggunakan aktivitas membaca suatu literatur untuk mengatasi masalah yang dihadapi seseorang. Bibliotherapy merupakan sebuah terapi ekspresif yang didalamnya terdapat hubungan individu dengan isi atau intisari buku, puisi dan tulisan lain.

Seperti yang dijelaskan oleh Eva Imania, bahwa di Amerika sudah lebih dari 100 tahun yang lalu didokumentasikan, dan pada dasarnya bibliotherapy merupakan penyeleksian bahan bacaan untuk seorang klien yang sangat relevan dengan situasi lingkungan hidupnya. Begitu pula penelusuran ke belakang ketika perpustakaan pertama di Yunani Kuno, penggunaan istilah ”bibliotherapy” muncul ketika Crothes memberi label kegiatan membaca dapat menumbuhkan kekuatan dalam diri dan bersifat terapeutik. Crothes menggambarkan ketika pembaca membaca bukunya, akan menemukan diri ketika memasuki dunia yang dijelaskan dalam halaman-halaman buku tersebut, juga muncul ketika melihat adegan film yang baik, kemudian terlibat pada karakter di dalamnya. Sehingga ketika ’aktor’ mengalami perasaan senang atau sedih, maka pembaca akan menderita atau bahagia; pembaca menangis dengan karakter menderita. Crothes menegaskan bahwa dengan membaca berkualitas tinggi maka akan menumbuhkan wawasan baru dan ide untuk kehidupan, kemudian terjadi sebuah proses penyembuhan yang dapat memperkaya diri pembaca. Metode bibliotherapy dianggap sebagai biaya pengobatan yang efektif sejak terjadinya Perang Dunia I dan II, waktu itu banyak tentara kembali dari medan pertempuran mengalami gangguan pasca trauma. Sejak itulah, metode bibliotherapy diperluas dan pada saat ini dapat dilakukan pada semua profesi, semua kelompok usia dan sekumpulan populasi khusus. Maka atas dasar beberapa poin diatas, maka pemilihan bibliotherapy dianggap metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi karir. Pernyataan ini dikuatkan oleh hasil penelitian bersama Sri Iswanti,M.Pd yang memperlihatkan secara efektif dan signifikan adanya peningkatan motivasi karir pada mahasiswa. Hasil penelitiannya juga merekomendasikan buku ”Think and Grow Rich” dari Napoleon Hill sebagai salah satu buku yang bertema karir untuk membantu pembaca dalam meningkatkan motivasi karir didalam dirinya.(eva/ant)

Sumber: http://fip.uny.ac.id/berita/bibliotherapy-efektif-meningkatkan-motivasi-karir-wcpcg-2013-istanbul-turki.html