dikutip dari Elvi Noviawati dalam Wahid Suharmawan 2011
Assalamu’alaikum rekan konselor Indonesia!
saya ingin sharing tentang penggunaan gelas/mangkuk styrofoam dalam Impact counseling session.
Konseli seringkali merasa bahwa mereka memiliki harga diri yang rendah karena apa yang telah terjadi pada mereka di masa lalu atau karena sering menerima komentar negatif dari lingkungannya. Kita dapat menggunakan gelas/mangkuk styrofoam untuk memberi gambaran konkrit tentang harga diri kepada konseli kita. berikut adalah contoh sesi konseling yang bisa kita lakukan dengan menggunakan gelas/mangkuk Styrofoam.
Ko : ibu ingin kamu memegang mangkuk ini dan mengandaikannya sebagai harga dirimu. Dari yang telah kamu katakan sebelumnya kepada ibu, kamu memiliki beberapa lubang pada harga dirimu. Sekarang, dengan pensil ini (bolpen/gunting), ibu ingin kamu membuat lubang dengan berbagai ukuran untuk menggambarkan lubang-lubang dalam harga dirimu… (konseli melubangi gelas beberapa buah). Apa yang kamu lihat sekarang?
Ki : saya mempunyai banyak lubang dalam gelas ini, lubang yang paling besar dari ayah saya… apa yang harus saya lakukan dengan semua lubang ini?
Ko : itulah fungsinya konseling ini. Kita harus mencari cara bagaimana agar kamu dapat menutup kebocoran dalam gelasmu, karena kalau tidak kamu akan senantiasa merasa tidak nyaman sepanjang waktu. Lubang mana yang ingin kamu atasi terlebih dahulu?
Kalau dirasa perlu, konseli dapat menyimpan gelas berlubang tersebut di kamarnya dimana mereka dapat melihatnya setiap hari, sehingga mereka senantiasa mengingat bahwa mereka sedang berusaha untuk menambal lubang dalam gelas harga diri mereka. Tekadang untuk memberikan efek yang lebih dramatis, kita dapat menuangkan air dalam gelas berlubang tadi, sehingga konseli kita melihat bahwa air akan bocor keluar. Demonstrasi ini berguna untuk memberikan gambaran bila konseli tidak dapat menerima pujian atau dukungan positif dalam hidupnya.
Kita juga dapat membuat 2 gelas, satu gelas dilubangi sedang gelas yang satunya tetap utuh. Letakkan kedua gelas tersebut di atas dua buah kursi yang berbeda. Biarkan konseli kita menatap kedua kursi dengan gelas di atasnya secara seksama dan berbicara tentang bagaimana kedua gelas berbeda satu sama lain.
Ko : apa yang berbeda antara orang yang duduk di atas kursi dengan banyak lubang pada gelasnya dan orang yang duduk di kursi yang ini (dengan gelas tanpa lubang)?
Ki : orang dengan gelas tanpa lubang pastinya merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri.
Selanjutnya sesi konseling bisa kita lakukan dengan langkah-langkah selanjutnya tergantung dari masalahnya. jangan lupa untuk selalu menggunakan teori konselng di setiap sesi konseling kita (apakah REBT, TA, reality therapy atau gestalt.
Semoga bermanfaat!
wassalamualaikum wr. wb.
Sumber : http://konselorindonesia.blogspot.com Penulis : Wahid Suharmawan